Main menu

Analisis Dugaan Benda Jatuh di Bima 2010

 

Berita di media massa menyatakan bahwa benda diduga meteor jatuh di Pegunungan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin (3/5-2010) malam. Benda yang terlihat bercahaya ketika turun dari langit itu sempat meledak dua kali sebelum menghujam bumi dan meninggalkan lubang berdiameter 50 X 50 centimeter. http://tdjamaluddin.files.
wordpress.com/2010/05/image0132.jpg

Apa yang sesungguhnya terjadi? Benda jatuh dari langit (disebut benda jatuh antariksa) terbagi dalam 2 kelompok: sampah antariksa (bekas roket atau satelit) dan meteorit. Analisis orbit sampah antariksa yang dilakukan LAPAN menyimpulkan bahwa pada saat kejadian tidak ada sampah antariksa yang jatuh. Oleh karenanya dengan dukungan informasi kesaksian warga bahwa ada benda jatuh bercahaya, mengeluarkan suara desingan, memanasi ranting pohon yang dilalui, membuat lubang di tanah yang panas dan ada bekas lelehan batuan yang terpapar panas, mengarah pada dugaan bahwa benda jatuh tersebut meteorit. Sayangnya sebelum diteliti oleh LAPAN atau lembaga yang berwenang, masyarakat terlanjur mengambil batuan leleh dan kemungkinan benda yang mungkin meteorit (bila benar).

Dari analisis gambar yang ada di media massa, semula diperkirakan itu meteorit yang jatuh dari arah sekitar Barat. Kecepatan jatuh dan suhu tinggi tampaknya yang menyebabkan meteor masuk cukup dalam ke dalam tanah dan melelehkan batuan di sekitar lubang tersebut. Sampai pagi dikabarkan lubang tersebut masih panas. Diduga meteorit yang jatuh dari jenis logam yang meyimpan panas lebih lama.

Tetapi lelehan silika untuk tumbukan kecil tak lazim. Silika mempunyai titik leleh sekitar 1650 derajat C. Belum ada laporan dalam literatur jatuhnya meteor kecil dengan suhu tinggi seperti itu. Untuk mendapatkan bukti lebih lanjut dan menganalisis mekanisme pembentukan batuan kaca tsersebut, Tim LAPAN mendatangi lokasi pada Ahad, 16 Mei 2010 bersama Tim Unit Identifikasi Polresta Bima yang sebelumnya telah memeriksa TKP. Lokasinya di lereng buktit, hanya sekitar 3 meter dari sisi jalan. Di atas lokasi ada kabel listrik tegangan tinggi.  Pada saat kejadian, kabel paling kiri atas (pada gambar) putus pada posisi dekat tiang listrik dan (menurut PLN) setelah kejadian panjang kabel berkurang sekitar 5 meter.

Apakah lubang itu disebabkan meteorit? LAPAN menggunakan analisis eliminasi faktor-faktor lokal sebelum menyimpulkan dugaan jatuhnya meteorit. Hasil analisis di lapangan dan kajian kepolisian serta PLN setempat, menyimpulkan adanya faktor lokal yang menjadi penyebabnya. Kuncinya adalah putusnya kabel listrik tegangan tinggi. Ketika kabel jatuh masih dengan arus listrik tegangan tinggi, kabel bergerak liar mengenai batuan basah. Ibarat las listrik (arc welding), lompatan arus listrik menyebabkan cahaya sangat terang dan suhu sangat tinggi, mencapai ribuan derajat. Kabel liar itu mengenai batu-batu di lereng bukit tersebut meninggalkan jejak alur-alur hitam bekas goresan paparan panas sangat tinggi yang melelehkan. Akhirnya kabel berhenti di satu titik memanasi batuan di tempat tersebut hingga silikanya meleleh melapisi lubang dan menggenangi bagian dalam lubang. Jadi, kesimpulannya dugaan jatuhnya meteor atau meteorit di Bima tidak terbukti. Ada faktor lokal yang semula tidak terungkap di media massa dapat menjelaskan terjadinya lubang dengan lapisan batuan kaca.