Main menu

Analisis Benda Jatuh di Maninjau 18 Juli 2017

Pada tanggal 18 Juli 2017 sekitar pukul 09:00 WIB, masyarakat di Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera barat dikejutkan dengan temuan benda jatuh yang diduga berasal dari sampah antariksa. Selang sehari kemudian, di daerah Nagari Kototinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat juga ditemukan benda jatuh yang diduga juga berasal dari sampah antariksa. Hasil analisis yang dilakukan LAPAN menduga bahwa kedua benda yang diketemukan tersebut berasal dari bekas roket tingkat 3 CZ-3A dengan nomor katalog NORAD 31116 milik RRT.

Gambar 1 Benda jatuh pertama yang ditemukan di Sungai Batang (kiri) dan benda jatuh kedua yang ditemukan di Nagari Kototinggi (kanan). Courtesy: Syafrijohn - Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer (BPAA) LAPAN Agam, Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

 

Cheng Zhen 3A atau yang dikenal dengan CZ-3A merupakan roket tiga tingkat untuk pengorbit satelit diketinggian geostasioner. Bekas roket yang jatuh di Sumatera Barat tersebut merupakan bagian dari roket CZ-3A yang diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center, RRT pada 13 April 2007 membawa Satelit Navigasi BeiDou M1. Jaringan pengamat antariksa (Space Surveillance Network) milik Amerika mengkategorikan bekas roket tingkat ketiga yang jatuh di wilayah Sumatera Barat sebagai sampah antariksa berukuran besar (Radar Cross Section > 1m2). 

Gambar 2 Roket CZ-3A. Serpihan dari bagian No.4 yang merupakan Roket tingkat ketiga (Stage 3) pada gambar yang jatuh di Maninjau. Credit: LM-3A  Series Launch Vehicle User’s Manual Issue 2011 

 

Analisis benda jatuh tersebut menggunakan data elemen orbit terakhir untuk nomor katalog NORAD 31116 dan plot dengan menggunakan STK 11 dari AGI yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 3 Plot lintasan CZ-3A R/B pada tanggal 18 Juli 2017 pukul 02:06 UT (lintasan biru) dan dua buah titik diketemukannya kedua benda jatuh (Pinpoint kuning – Debris 1 dan Debris 2)

 

Gambar 4 Zoom-in plot lintasan CZ-3A R/B pada tanggal 18 Juli 2017 pukul 02:06 UT (lintasan biru) dan dua buah titik diketemukannya kedua benda jatuh (Pinpoint kuning – Debris 1 dan Debris 2)

 

Dari gambar 3 dan 4 menunjukkan bahwa kemungkinan CZ-3A R/B mengalami break-up (pecah) sekitar pukul 09:06 WIB. Terlihat pula adanya jarak yang cukup jauh antara lintasan CZ-3A R/B dan tempat ditemukan debris. Jarak antara debris dan lintasan orbitnya berkisar 90 km dan jarak antara debris 1 dan debris 2 sekitar 60 km. Jika dibandingkan dengan kasus benda jatuh di Sumenep, perbedaan antara lintasan orbit dan tempat ditemukannya debris hanya sekitar 3 km. Untuk kasus Maninjau ini kemungkinan ada dua penyebab. Pertama, ada kesalahan pada elemen orbit dimana CZ-3A R/B ini memiliki bentuk orbit yang lonjong sehingga penggunaan perhitungan propagasi orbit harus dilakukan dengan teliti. Kedua, CZ-3A R/B mengalami break-up diketinggian yang lebih tinggi dibandingkan saat kasus benda jatuh di Sumenep sehingga cukup jauh mengalami penyimpangan dari lintasan orbitnya. Dan diduga pula bahwa Debris 1 jatuh terlebih dulu dibandingkan Debris 2 dikarenakan memiliki massa yang lebih berat. Roket CZ-3A tingkat ketiga memiliki panjang 12.375 meter dan diameter 3 meter. Roket ini menggunakan propelan LOX/LH2 dengan berat propelan mencapai 18.000 kg. Debris 1 diduga merupakan tabung untuk menampung Oksigen cair (LOX) dan debris 2 diduga merupakan bagian badan roket.

Gambar 5 Skema propelan Stage 3 CZ-3A. Credit: LM-3A  Series Launch Vehicle User’s Manual Issue 2011