Main menu

Aplikasi Track-It berbasis Android

LAPAN telah berhasil mengembangkan aplikasi Track-It berbasis Android. Hal ini akan mempermudah akses bagi pengguna informasi terkait layanan informasi potensi benda jatuh antariksa buatan di wilayah Indonesia melalui ponsel pintar berbasis Android

Link unduhan: Aplikasi Space Debris LAPAN

Kisah dua benda jatuh pada 13 November 2015

Read more: Kisah dua benda jatuh pada 13 November 2015

Dugaan benda jatuh di Bengkulu

Info baru, 28 Oktober 2015

Pada 26 Oktober 2015 Antaranews.com memberitakan jatuhnya benda yang diduga meteor di Bengkulu. Dari hasil pantauan sistem pemantau benda antariksa buatan yang dikembangkan di LAPAN tidak ditemukan indikasi bahwa benda tersebut adalah benda buatan. Ini diperkuat dengan tidak ditemukannya benda buatan di situs web Spacetrack (yang menjadi sumber data benda antariksa buatan) yang diperkirakan jatuh pada saat itu khususnya di Bengkulu dan sekitarnya.

Jika peristiwa di Bengkulu tersebut betul adalah jatuhnya benda antariksa maka kandidat yang mungkin adalah meteoroid. Dugaan ini diperkuat dengan terdengarnya ledakan menurut beberapa saksi mata. Ledakan menjadi salah satu indikator karena pada umumnya hanya benda jatuh alami yang energinya mampu menimbulkan ledakan yang cukup hebat ketika menghantam permukaan bumi. 

Dalam 100 tahun terakhir, kasus meteoroid jatuh yang paling banyak menelan korban adalah yang jatuh di kota Chelyabinsk, Rusia pada 15 Februari 2013. Meteoroid yang diduga semula sekitar 19 meter dengan 500 kiloton TNT meledak di ketinggian 30 km dari permukaan bumi dan menghasilkan gelombang kejut yang menghancurkan kaca dan bangunan. Salah satu serpihannya ditemukan di sebuah danau dengan berat mendekati 600 kg.

Tautan:

http://www.antaranews.com/berita/525759/benda-diduga-meteor-jatuh-di-hutan-bengkulu

http://www.theguardian.com/world/2013/oct/16/chelyabinsk-meteor-russians-lake