Main menu

Meteorit

Meteoroid memasuki bumi lebih dari 25.000 ton per tahun dalam berbagai ukuran. Debu berukuran sangat kecil (dinamakan mikrometeoroid) memasuki bumi tanpa proses terbakar dan turun secara perlahan. Untuk batuan (termasuk yang komposisi utamanya logam), semakin besar ukurannya semakin jarang masuk ke bumi. Untuk ukuran kecil, sekitar ukuran bola, rata-rata ada sekitar 500 meteorit yang jatuh per tahun. Luasnya bumi yang tidak berpenghuni (berupa lautan, hutan, atau gurun) menyebabkan sebagian besar meteorit jatuh tidak diketahui manusia.


Meteorit ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia dengan ukuran beragam. Salah satu diantaranya tampak pada gambar di samping, meteorit sebesar buah pepaya yang jatuh di Pontianak tahun 2003. Pada Maret 1998 juga ditemukan meteorit seukuran kelapa di Brebes Jawa Tengah. Meteorit ini jatuh di tengah sawah dan membuat lubang berdiameter 1.5 m.


Meteorit yang diperkirakan seukuran buah kelapa jatuh menimpa sebuah rumah di Jakarta Timur dari arah Barat Daya pada April 2010. Bongkahan meteoritnya tidak ditemukan (ada kemungkinan hancur lebur). Kejadian meteorit mengenai rumah seperti ini sangat jarang terjadi.


Meteoroid besar (antara 10 hingga 100 m) biasanya pecah dan meledak di udara sehingga hanya serpihan-serpihannya yang sampai ke permukaan bumi. Contohnya adalah meteoroid yang pecah di atas Teluk Bone (Sulawesi Selatan) pada Oktober 2009. Meteoroid ini diperkirakan berukuran 10 meter. Ledakan yang ditimbulkannya diperkirakan setara dengan 50 kilo ton TNT (3-4 kali kekuatan bom atom Hiroshima). Tidak ditemukan serpihan meteoritnya.


Meteoroid besar yang didominasi oleh unsur besi kemungkinan tidak meledak sehingga mampu menghasilkan kawah dengan ukuran sangat besar seperti ditunjukkan pada gambar kawah meteor di Arizona di samping ini yang diameternya mencapai 1200 m. Meteoroid berukuran sangat besar (di atas 1 km) dapat menimbulkan konsekuensi global yang sangat dahsyat. Contohnya terjadi 65 juta tahun yang lalu yang mengakibatkan punahnya dinosaurus.

Meteorit terkait dengan meteor sporadis (tak tentu waktunya) yang umumnya berasal dari asteroid. Hingga saat ini, waktu dan lokasi jatuh meteorit belum bisa diperkirakan.

Kadang-kadang meteoroid memasuki atmosfer bumi secara bergerombol dalam jumlah yang sangat banyak. Peristiwa ini disebut hujan meteor. Hujan meteor tidak menghasilkan meteorit karena ukuran partikelnya sangat kecil (umumnya seukuran pasir) sehingga habis terbakar di atmosfer hanya dalam waktu beberapa detik saja. Hujan meteor disebabkan oleh masuknya debu-debu sisa komet.

Hujan meteor akan tampak berasal dari sebuah titik di langit. Tidak diperlukan alat untuk mengamati hujan meteor. Cukup dengan berbaring memandang ke langit. Berikut ini sebelas buah hujan meteor yang populer terjadi setiap tahun.