Main menu

Pengantar

Benda antariksa mungkin jatuh ke bumi dan menimbulkan kerusakan. Awalnya hanya benda alami yang mungkin jatuh namun sejak manusia mampu meluncurkan roket, benda buatan pun berpotensi jatuh ke bumi. Data menunjukkan bahwa saat ini benda langit buatan berukuran lebih dari 10 cm yang mengitari bumi berjumlah lebih dari 16 ribu buah. Lebih dari 90% di antaranya adalah benda buatan yang tidak lagi memiliki fungsi sehingga dinamakan sampah antariksa. Hingga saat ini lebih dari 20 ribu sampah antariksa telah jatuh ke bumi.

Contoh sampah antariksa yang ditemukan jatuh di Indonesia

Jumlah sampah antariksa semakin lama semakin banyak sehingga diperkirakan yang jatuh pun akan terus bertambah. Mempertimbangkan kondisi ini maka Bidang Matahari dan Antariksa LAPAN senantiasa menginformasikan benda antariksa yang berpotensi jatuh di wilayah Indonesia. Informasi yang diberikan berupa lintasan benda yang akan jatuh secara real time beserta identitas dan perkiraan ukurannya (lihat melalui menu Pemantauan Realtime).Pemantauan lintasan benda ini dilakukan secara otomatis menggunakan perangkat lunak Track-it (baca melalui menu Tentang Track-it) yang dikembangkan di Pusat Sains Antariksa LAPAN. Harap dipahami bahwa informasi ini bukan informasi prediksi waktu dan lokasi jatuh benda.

Selain pemantauan real time, situs ini juga berisi informasi umum tentang benda jatuh (termasuk resikonya) dan hasil analisis benda jatuh (atau dugaan benda jatuh) di Indonesia. Keduanya bisa dibaca melalui menu Informasi Umum dan Analisis Benda Jatuh.

Sebagian kecil sampah antariksa yang jatuh di permukaan Bumi berhasil ditemukan. Daftar dan keterangan benda-benda yang ditemukan bisa dibaca di http://www.aerospace.org/cords/reentry-data-2/summary-of-recovered-reentry-debris/. Tiga sampah yang ditemukan di Indonesia belum termasuk dalam situs web tersebut.

Sistem informasi dan diseminasi benda jatuh antariksa ini adalah hasil penelitian di Pusat Sains Antariksa LAPAN tahun 2010 yang berjudul "Upgrading Sistem Diseminasi Benda Jatuh Antariksa dari Temporer menjadi Mingguan". Penelitian ini merupakan salah satu Riset Insentif LAPAN 2010 yang dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan TInggi, Kementerian Pendidikan Nasional melalui Riset Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) Kementerian Riset dan Teknologi. Anggota penelitian terdiri dari enam orang: seorang koordinator, seorang pengembang sistem informasi, seorang pengembang sistem diseminasi, seorang analisis benda jatuh, seorang pengembang dan pemelihara situs web, dan seorang pemelihara jaringan data dan internet. Identitas masing-masing personil bisa dilihat di menu Tentang | Kami.